Kebaktian doa penyembahan
Pdt. Widjaja Hendra
Matius 24:15-18
24:15
"Jadi apabila kamu melihat Pembinasa keji berdiri di tempat kudus, menurut
firman yang disampaikan oleh nabi Daniel--para pembaca hendaklah
memperhatikannya--
24:16
maka orang-orang yang di Yudea haruslah melarikan diri ke pegunungan.
24:17
Orang yang sedang di peranginan di atas rumah janganlah ia turun untuk
mengambil barang-barang dari rumahnya,
24:18
dan orang yang sedang di ladang janganlah ia kembali untuk mengambil
pakaiannya.
Nubuat ke-4 tentang
antikris. Sikap kita adalah menyingkir dari antikris. Ada 3 macam tindakan penyingkiran, kita masih
mempelajari yang ke-3 yaitu tetap tinggal di ladang [ay 18], artinya setia
dalam ibadah pelayanan.
Orang yang tidak
setia menjadi sasaran dari antikris, mengalami aniaya antikris bahkan menjadi
sama dengan antikris.
Ladang Allah sama dengan pelayanan pembangunan tubuh
Kristus.
Ladang Allah juga
menunjuk penaburan benih firman pengajaran yang benar.
Jadi pelayanan yang
benar harus dikaitkan/dimotori oleh firman pengajaran yang benar.
Firman pengajaran
yang benar sama dengan biji mata.
Amsal 7:2
7:2
Berpeganglah pada perintahku, dan engkau akan hidup; simpanlah ajaranku seperti
biji matamu.
Jadi pelayanan tanpa
firman pengajaran yang benar adalah pelayanan tanpa biji mata = pelayanan yang
buta, mengarah pada kegelapan paling gelap sampai kebinasaan di neraka.
Berpuasa adalah salah
satu cara memerangi kebutaan rohani/ pelayanan yang buta.
Matius 6:17
6:17
Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu,
Tanda puasa yang
benar:
1.
Minyaki
kepala = mengalami urapan Roh Kudus, pikiran diurapi oleh Roh Kudus.
2.
Cucilah
muka/ wajah = mengalami penyucian hati (oleh firman).
Jadi berpuasa adalah
memberikan kesempatan seluas-luasnya pada firman dalam urapan Roh Kudus
(firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua) untuk menyucikan hati dan
pikiran kita.
Matius 15:19
15:19
Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan,
percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat.
Sasaran penyucian
yaitu 7 hal kotor dalam hati mulai yaitu:
- pikiran
jahat/ prasangka buruk. Dalam nikah jangan ada prasangka buruk, dalam penggembalaan
jangan ada prasangka buruk antara gembala dan jemaat, dll.
- pembunuhan
(kebencian)
- perzinahan
- percabulan
- pencurian,
mulai milik Tuhan (perpuluhan dan persembahan khusus) dan milik sesama.
- sumpah
palsu/ dusta. Seperti Yudas, seorang rasul tapi berani berdusta. Dosa mencuri
selevel dengan dosa dusta.
- hujat, dimulai dengan bisik-bisik, fitnah (yang
salah dijadikan benar, yang benar dijadikan salah) sampai puncaknya menghujat
Tuhan.
Angka 7 mengingatkan
pada pelita emas, terdapat 1 pokok dengan 6 cabang, terdapat 7 lampu yang menyala. Jika dalam
kehidupan itu terdapat 7 hal kotor maka bagaikan pelitanya padam, hidup dalam
kegelapan.
Jika hati disucikan
maka kita bisa melihat pribadi Tuhan, bisa menyembah Tuhan.
Matius 5:8
5:8
Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.
Ini yang dilakukan
Daud dalam segala perkara, selalu melihat tangan tuannya.
Mazmur 123:1-4
123:1.
Nyanyian ziarah. Kepada-Mu aku melayangkan mataku, ya Engkau yang bersemayam di
sorga.
123:2
Lihat, seperti mata para hamba laki-laki memandang kepada tangan tuannya,
seperti mata hamba perempuan memandang kepada tangan nyonyanya, demikianlah
mata kita memandang kepada TUHAN, Allah kita, sampai Ia mengasihani kita.
123:3
Kasihanilah kami, ya TUHAN, kasihanilah kami, sebab kami sudah cukup kenyang
dengan penghinaan;
123:4
jiwa kami sudah cukup kenyang dengan olok-olok orang-orang yang merasa aman,
dengan penghinaan orang-orang yang sombong.
Jangan berhenti
menyembah Tuhan sampai bisa mendapatkan anugerah kasih Tuhan, teristimewa saat
dalam penderitaan seperti Daud.
Saat belum ada
pertolongan berarti merupakan kesempatan bagi kita untuk mengarahkan pandangan
pada Tuhan.
Hasil memandang
Tuhan:
1.
Mengalami
belas kasih dari Imam Besar Yesus
Ibrani
2:17-18
2:17
Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan
saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan
dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa.
2:18
Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat
menolong mereka yang dicobai.
Belas kasihan Yesus sebagai Imam Besar untuk:
a.
Mendamaikan/
mengampuni segala dosa-dosa kita.
b.
Dapat
menolong kita secara ajaib tepat pada waktuNya. Istila ‘dapat’ artinya tidak
bisa dibatasi, sampai yang sudah mustahil sekalipun. Tuhan yang berperang ganti
kita untuk menyelesaikan segala masalah/ kemustahilan, kita hanya menunggu
waktunya Tuhan.
2.
Kita
mengalami belas kasihan dari Yesus Gembala Agung.
Markus 6:34-37
6:34
Ketika Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah
hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang
tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka.
6:35
Pada waktu hari sudah mulai malam, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya dan
berkata: "Tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam.
6:36
Suruhlah mereka pergi, supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa dan di
kampung-kampung di sekitar ini."
6:37
Tetapi jawab-Nya: "Kamu harus memberi mereka makan!" Kata mereka
kepada-Nya: "Jadi haruskah kami membeli roti seharga dua ratus dinar untuk
memberi mereka makan?"
Tangan belas kasihan dari Gembala Agung
memelihara kehidupan kita secara double
yaitu:
-
Memelihara
hidup jasmani, memenuhi kebutuhan jasmani kita secara ajaib. Seperti dengan 5
roti dan 2 ikan bisa memberi makan 5000 orang, hidup kita tidak tergantung dari
apa yang dari dunia (gaji, jumlah jemaat, dll) tetapi hidup kita bergantung
dari belas kasihan/ anugerah Tuhan saja. Tanpa belas kasih Tuhan maka semuanya akan
sia-sia.
-
Memelihara
kita secara rohani dengan firman penggembalaan sehingga hidup kita bisa puas, bisa
memandang Yesus.
3.
Mengalami
belas kasihan Tuhan sebagai Mempelai pria Surga.
Rut
2:10, 13
2:10
Lalu sujudlah Rut menyembah dengan mukanya sampai ke tanah dan berkata
kepadanya: "Mengapakah aku mendapat belas kasihan dari padamu, sehingga
tuan memperhatikan aku, padahal aku ini seorang asing?"
2:13
Kemudian berkatalah Rut: "Memang aku mendapat belas kasihan dari padamu,
ya tuanku, sebab tuan telah menghiburkan aku dan telah menenangkan hati hambamu
ini, walaupun aku tidak sama seperti salah seorang hamba-hambamu
perempuan."
Rut 3:9
3:9
Bertanyalah ia: "Siapakah engkau ini?" Jawabnya: "Aku Rut,
hambamu: kembangkanlah kiranya sayapmu melindungi hambamu ini, sebab engkaulah
seorang kaum yang wajib menebus kami."
Boas menunjuk Yesus sebagai suami/ Mempelai
pria. Rut menunjuk bangsa kafir.
Kita mengalami belas kasihan Yesus sebagai
Mempelai pria Surga untuk:
-
Memberi
penghiburan
-
Melakukan
penebusan mempelai.
Rut 4:9-10
4:9.
Kemudian berkatalah Boas kepada para tua-tua dan kepada semua orang di situ:
"Kamulah pada hari ini menjadi saksi, bahwa segala milik Elimelekh dan
segala milik Kilyon dan Mahlon, aku beli dari tangan Naomi;
4:10
juga Rut, perempuan Moab
itu, isteri Mahlon, aku peroleh menjadi isteriku untuk menegakkan nama orang
yang telah mati itu di atas milik pusakanya. Demikianlah nama orang itu tidak
akan lenyap dari antara saudara-saudaranya dan dari antara warga kota. Kamulah pada hari
ini menjadi saksi."
Rut (bangsa kafir, janda) bisa diangkat menjadi
mempelai Boas. Demikian juga kita dilayakkan Tuhan sampai bisa masuk pesta
nikah Anak Domba, masuk kerajaan 1000 tahun damai sampai masuk kerajaan Sorga
selama-lamanya.
0 komentar:
Posting Komentar